Triage Modern Berbasis Bukti

triage

PENDAHULUAN

Triase adalah proses pengambilan keputusan yang kompleks dalam rangka menentukan pasien mana yang berisiko meninggal, berisiko mengalami kecacatan, atau berisiko memburuk keadaan klinisnya apabila tidak mendapatkan penanganan medis segera, dan pasien mana yang dapat dengan aman menunggu. Berdasarkan definisi ini, proses triase diharapkan mampu menentukan kondisi pasien yang memang gawat darurat, dan kondisi yang berisiko gawat darurat.

Untuk membantu mengambil keputusan, dikembangkan suatu sistim penilaian kondisi medis dan klasifikasi keparahan dan kesegeraan pelayanan berdasarkan keputusan yang diambil dalam proses triase. Penilaian kondisi medis triase tidak hanya melibatkan komponen topangan hidup dasar yaitu jalan nafas (airway), pernafasan (breathing) dan sirkulasi (circulation) atau disebut juga ABC approach, tapi juga melibatkan berbagai keluhan pasien dan tanda-tanda fisik. Penilaian kondisi ini disebut dengan penilaian berdasarkan kumpulan tanda dan gejala (syndromic approach). Prinsip yang dianut adalah bagaimana agar pasien mendapatkan jenis dan kualitas pelayanan medik yang sesuai dengan kebutuhan klinis (prinsip berkeadilan) dan penggunaan sumber daya unit yang tepat sasaran (prinsip efisien)

Perkembangan triase modern tak lepas dari pengembangan sistim layanan gawat darurat. Kehidupan yang semakin kompleks menyebabkan terjadi revolusi sistem triase baik di luar rumah sakit maupun dalam rumah sakit. triase rumah sakit bertujuan menetapkan kondisi yang paling mengancam nyawa agar dapat mengerahkan segala daya upaya dan fokus untuk melakukan pertolongan medis pada pasien sampai keluhan pasien dan semua parameter hemodinamik terkendali.

Triase menjadi komponen yang sangat penting di unit gawat darurat terutama karena terjadi peningkatan drastis jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit melalui unit ini. Berbagai laporan dari UGD menyatakan adanya kepadatan (overcrowding) menyebabkan perlu ada metode menentukan siapa pasien yang lebih prioritas sejak awal kedatangan. Ketepatan dalam menentukan kriteria triase dapat memperbaiki aliran pasien yang datang ke unit gawat darurat, menjaga sumber daya unit agar dapat fokus menangani kasus yang benar-benar gawat, dan mengalihkan kasus tidak gawat darurat ke fasilitas kesehatan yang sesuai. 

Dalam rangka meningkatkan performa pelayanan di UGD, revitalisasi peran dan fungsi triase harus dilakukan. Untuk itu, perkembangan sistem triase rumah sakit diberbagai negara perlu diketahui, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah sistim triase modern tersebut relevan diterapkan di Indonesia.

Tujuan Workshop

Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1.Memberikan pengetahuan dalam mengenali kondisi gawat darurat.

2..Memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang pelaksanaan Triase

Metode

1.      Metode kegiatan dengan presentasi dan tanya jawab

2.      Diskusi kelompok

3.      Simulasi (Human Patient Simulator)/  dengan berbagai skenario

4.      Evaluasi akhir

Media

1.      Hand out

2.      Proyektor

3.      White board

Peralatan simulasi

1.      AED

2.      CPR phantom

3.      Manual Defibrilator

4.      Bed IGD

Waktu Pelaksanaan          : 1 hari workshop (8 – 16)

Tempat                                  : Rumah Sakit

Jumlah peserta                    : 24 / Sesi

 

Materi

1.      Pendahuluan : Tujuan, Prinsip, Metode dan Tahapan Triage

2.      Sistem tingkat kedaruratan triage

3.      Kategori, Sklaa dan Golongan Triage

4.      Tipe – tipe triage di Rumah Sakit Modern

5.      Klasifikasi Triage berdasarkan Kasus

6.      Manajemen Gawat Darurat

7.      Prinsip Manajemen Gawat Darurat

8.      Kesiapan dalam Gawat Darurat

9.      Urutan Pertolongan dalam Keadaan Gawat Darurat