Basic Life Support
Henti Jantung (Cardiac arrest) tidak bisa lepas dari penyakit jantung dan pembuluh darah, karena penyebab tersering dari cardiac arrest adalah penyakit jantung koroner. Setiap tahun terdapat kurang lebih 295.000 kasus cardiac arrest yang ditangani baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit di Amerika Serikat (American Heart Asociation, 2012). WHO (2008) menerangkan bahwa penyakit jantung, bersama dengan penyakit infeksi dan kanker masih tetap mendominasi peringkat teratas penyebab utama kematian di dunia. Serangan jantung dan problem seputarnya masih menjadi pembunuh nomor satu dengan raihan 29 persen kematian global setiap tahun.
Cardiac arrest adalah berhentinya fungsi jantung secara tiba-tiba pada seseorang yang telah atau belum diketahui menderita penyakit jantung. Waktu dan kejadiannya tidak terduga, yakni segera setelah timbul keluhan (American Heart Association, 2010). Kematian otak dan kematian permanen terjadi dalam jangka waktu 8 sampai 10 menit setelah seseorang mengalami cardiac arrest. Cardiac arrest dapat dipulihkan jika tertangani segera dengan melakukan CardioPulmonary Resusitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan defibrilasi untuk mengembalikan denyut jantung normal. Kesempatan pasien untuk bisa bertahan hidup berkurang 7 sampai 10 persen pada tiap menit yang berjalan tanpa CPR dan defibrilasi (American Heart Assosiacion, 2010).
Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah sebuah tindakan yang perlu dilakukan terhadap seseorang yang mengalami kejadian henti jantung. Dalam keadaan henti jantung, seseorang hanya memiliki waktu 6-8 menit untuk dapat pulih kembali. Pertolongan untuk keadaan henti jantung membutuhkan rantai tindakan yang dimulai dari BLS oleh orang yang pertama kali menemukan hingga pertolongan tahap lanjut di rumah sakit. Keseluruhan rantai pertolongan memegang peranan yang kritis dalam menentukan keselamatan penderita henti jantung. Untuk itu keterampilan BLS menjadi sangat penting untuk dikuasai dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Basic Life Support Course adalah pelatihan kegawatdaruratan yang bertujuan memberikan pemahaman dan keterampilan bantuan hidup dasar terhadap kasus henti jantung. Pelatihan ini ditujukan baik untuk orang awam maupun tenaga medis dan kesehatan. Melalui metodologi kuliah dan praktikum, pada akhir pelatihan, peserta diharapkan mampu mengidentifikasi kasus-kasus kegawatdaruratan henti jantung dan mampu memperagakan keterampilan pertolongan pertama.
BLS Course oleh IMANI Care mengacu kepada American Heart Association (AHA) Guideline 2015. AHA Guideline 2015 adalah pedoman penatalaksanaan kegawatdaruratan henti jantung yang banyak dirujuk oleh lembaga pelatihan kegawatdaruratan, serta dapat diaplikasikan secara universal, baik untuk masyarakat awam maupun tenaga kesehatan terlatih.
Dalam pedoman ini terdapat beberapa perubahan dalam penatalaksanaan kasus henti jantung dari AHA Guideline 2010, terutama dalam urutan penanganan kegawatdaruratan dari semula ABC (Airway, Breathing, and Circulation) menjadi CAB (Circulation, Airway, and Breathing).
Modul BLS Course IMANI Care terdiri dari beberapa materi, meliputi:
- Bantuan hidup dasar
- Resusitasi jantung-paru (RJP)/Cardio-pulmonary resuscitation (CPR)
- Mengangkat dan memindahkan korban
Course’s Objectives
1. Pengetahuan
- Mengenali kasus kegawatdaruratan henti jantung
- Mengetahui langkah-langkah bantuan hidup dasar
- Mengetahui langkah-langkah penanganan ABC (Airway, Breathing, and Circulation)
- Mengetahui langkah-langkah tindakan resusitasi jantung-paru (RJP)
2. Ketrampilan Teknis
- Memperagakan bantuan hidup dasar
- Memperagakan penanganan ABC (Airway, Breathing, and Circulation)
- Memperagakan tindakan resusitasi jantung-paru (RJP)