Profil Imani Care

IMANI Care merupakan merupakan non-government organization (NGO) atau
lembaga sosial yang bergerak di bidang kemanusiaan yang bertujuan untuk
menyehatkan masyarakat yang berbasis pendidikan dan pelayanan kesehatan dengan
mendayagunakan sumber daya dan partisipasi publik. IMANI Care berdiri sejak tahun
2011 dengan sebelumnya bernama BSMI Jakarta Raya, kemudian dalam
keberjalanannya resmi mengalami rebranding menjadi IMANI Care. Yayasan baru ini
disahkan pada awal tahun 2020 sebagai YAYASAN IMANI LIFESAVER INDONESIA
berdasarkan :
Akta Notaris : Jauhar Arifn, S.H. No.180 Tgl 29 Januari 2020

Keputusan MENKUMHAM : AHU–0003138.AH.01.12. Tahun 2020
NPWP : 94.371.749.6-024.000
IMANI CARE memiliki beberapa program kerja unggulan, di antaranya adalah
pelatihan kegawatdaruratan yang ditujukan baik kepada masyarakat awam maupun
tenaga medis dan kesehatan. seperti Basic Life Support (BLS), Emergency First Aid
Course (EFAC), Triage, Dental Emergency, Early Warning System, dan lain-lain.

Basic Life Support
& Dental Emergencies
Pelatihan Basic Life Support & Dental Emergencies adalah pelatihan yang
ditujukan untuk dokter gigi dan perawat gigi., mencakup kemampuan Bantuan Hidup
Dasar dan kegawatdaruratan dalam bidang kedokteran gigi. Subjek materi ;

  1. Pengetahuan
  • Mengenali kasus kegawatdaruratan henti jantung
  • Mengetahui langkah-langkah Bantuan Hidup Dasar
  • Mengetahui langkah-langkah penanganan ABC (Airway, Breathing,Circulation)
  • Mengetahui langkah-langkah RJP (Resusitasi Jantung Paru)
  • Mengetahui kegawatdaruratan dalam bidang kedokteran gigi yang dapat
    ditangani oleh dokter gigi umum
  • Mengetahui tindakan penanganan kegawatdaruratan dalam bidang kedokteran
    gigi yang dapat dilakukan oleh dokter gigi umum
  1. Keterampilan teknis
  • Memperagakan bantuan hidup dasar
  • Memperagakan penanganan ABC (Airway, Breathing, Circulation)
  • Memperagakan tindakan resusitasi jantung paru
    Bekerjasama dengan RSKGM dan PDGI, pelatihan ini telah dilaksanakan 11 kali

Basic Life Support (BLS)


Imani Care imanicareoficial imanicareoficial@hotmail.com www.imanicare.or.id
Basic Life Support Course adalah pelatihan kegawatdaruratan yang
bertujuan memberikan pemahaman dan keterampilan bantuan hidup dasar
terhadap kasus henti jantung. Pelatihan ini ditujukan baik untuk orang awam
maupun tenaga medis dan kesehatan, Diharapkan peserta mampu
mengidentikasi dan menangani kasus-kasus kegawatdaruratan.
Basic Life Support (BLS) Training atau Pelatihan Bantuan Hidup Dasar ini
sejak tahun 2016 hingga saat ini, sudah dilaksanakan 126 kali di berbagai
tempat di seluruh Indonesia. Rinciannya yaitu sebagai berikut;

  1. Terlaksana 80 kali di Instansi, RSUD/ RS Khusus/ RS Swasta lain di berbagai
    tempat di seluruh indonesia. untuk persiapan akreditasi Rumah Sakit
  2. Terlaksana 10 kegiatan pelatihan BHD untuk Klinik dan Asosiasi Klinik di
    Jabodetabek untuk persiapan akreditasi klinik
  3. Terlaksana 26 kegiatan pelatihan BHD dan pertolongan pertama gratis
    untuk komunitas, relawan, sekolah, masjid maupun masyarakat umum
    sebagai amal sosial dan mensosalisasikan tentang Bantuan Hidup Dasar.

Emergency First Aid Course (EFAC)

Pertolongan pertama merupakan tindakan awal yang harus diberikan pada
korban yang mengalami masalah kegawatdaruratan, baik akibat kecelakaan atau
insiden gawat darurat maupun oleh penyakit mendadak, sebelum datangnya
ambulans, dokter atau petugas terkait lainnya.
Mampu memberikan pertolongan pertama berarti harus menguasai
keterampilan yang berdasarkan pengetahuan, latihan dan pengalaman. Bahkan
seringkali upaya pertolongan pertama harus berhadapan dengan kondisi ”life-saving”
atau keadaan yang mengancam nyawa bagi korban.
Emergency First Aid Course (EFAC) adalah pelatihan kegawatdaruratan yang
bertujuan memberikan pengertian dan keterampilan dasar menangani kasus
kegawatdaruratan. Dalam modul EFAC ini peserta dilatih menjadi penolong pertama
pada kasus-kasus kegawatdaruratan misalnya pada keadaan bencana maupun
kecelakaan kerja dan rumah tangga. Pada akhir pelatihan, peserta diharapkan mampu
mengidentikasi kasus-kasus kegawatdaruratan dan kemudian timbul keberanian
atas dasar kemampuannya untuk menolong korban.